Rabu, 06 April 2016

Tentang Memilih Rumah Sakit dan Dokter Kandungan

Pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Kontrol dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1x di trimester 1, 1x di trimester 2, dan 2x di trimester 3, itupun jika kehamilan normal. Namun sebaiknya pemeriksaan dilakukan 1x sebulan hingga usia 6 bulan, 2x sebulan pada usia 7-8 bulan, dan 1x seminggu ketika usia kandungan menginjak 9 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter Sp. OG ataupun bidan. Dalam pemeriksaan kehamilan biasanya dokter/bidan akan selalu mengukur tensi dan berat badan ibu, serta melakukan USG.

Sebelum melakukan pemeriksaan, tentunya kita harus terlebih dahulu memilih rumah sakit dan dokter/bidannya. Semua pasti pengen dapat rumah sakit dan dokter/bidan yang ideal, yang terbaik. Saya udah cukup sering baca kriteria-kriteria rumah sakit dan dokter/bidan yang ideal ini.

Untuk rumah sakit, biasanya kriteria idealnya seperti:
  • Mendukung (pro) persalinan normal, IMD, dan ASI eksklusif.
  • Reputasi pelayanannya baik.
  • Fasilitas lengkap.
  • Lokasi mudah dijangkau atau dekat dari rumah.
  • Mengizinkan suami mendampingi persalinan.
Dan untuk dokter/bidan, kriterianya antara lain:
  • Baik, ramah, dan komunikatif.
  • Mendukung (pro) persalinan normal (tidak Caesar-minded).
  • Mendukung (pro) IMD dan ASI eksklusif.
  • Mendukung (pro) rational use of medicines (tidak sedikit-sedikit ngasih obat dan antibiotik).
  • Bersedia dihubungi setiap saat (terutama via kontrak pribadi).
  • Preferensi pribadi lainnya, seperti laki-laki/perempuan, tua/muda, hingga agamanya.
Kita bisa bertanya pada keluarga atau teman untuk mencari referensi. Jaman sekarang juga banyak yang share di blog pribadinya atau di forum. Untuk yang tinggal di Jabodetabek atau Bandung sih saya udah sering banget nemu rekomendasinya RS apa dan dokter mana, jadi banyak banget sumber yang bisa dijadikan pertimbangan. Sementara di Balikpapan ini agak susah nyari infonya, kebanyakan adanya di forum, padahal saya prefer baca blog soalnya di blog ceritanya bisa lebih banyak.

Tentang rumah sakit, saya dan suami sih memilih dari rumah sakit yang menjadi rekanan asuransi dari perusahaan suami aja. Kata suami pilihannya antara Siloam Hospital atau RS Pertamina. Dari 2 itu sih kami lebih memilih Siloam Hospital karena lokasinya lebih dekat dari rumah. Selain itu rumah sakitnya juga terasa lebih nyaman, pas masuk ga gitu berasa kalau itu rumah sakit. Beda dengan RS Pertamina yang menurut saya kerasa banget hawa rumah sakitnya, hehe. Tapi katanya sih biaya di Siloam Hospital lebih mahal. Saya ga tau juga persisnya, ga bisa bandingin dengan RS Pertamina soalnya karena dari RS Pertamina ga pernah dapat print out billing (gara-gara udah ditanggung asuransi).

Tentang dokter kandungan, saya sudah mencoba mencari info di Balikpapan ini yang recommended siapa aja. Tapi dari info yang saya peroleh, dokter-dokter Sp. OG yang recommended itu semuanya laki-laki, fyuh. Di Balikpapan ini memang lebih banyak dokter Sp. OG laki-laki dibanding perempuan. Saya sih sebisa mungkin memilih dokter Sp. OG perempuan. Sempat nemu nama dokter Sp. OG perempuan yang sepertinya bagus, tapi ternyata ga praktik di Siloam Hospital.

Dan dari baca-baca pengalaman ibu-ibu ke dokter yang recommended itu, rata-rata bilang antreannya panjang dan lama. Kalau mau cepet mesti ambil nomor antrean beberapa jam sebelumnya, bahkan dari hari-hari sebelumnya. Di rumah sakit tempat dokter tsb praktik kadang juga dibatasi hari itu jumlah pasiennya berapa, jadi mesti cepet-cepetan. Hadeh, males juga kalau mesti segitunya perjuangannya untuk ketemu dokter yang bagus itu.

Dari sejak belum hamil hingga awal-awal kehamilan, saya sudah mencoba 3 dokter Sp. OG perempuan, yaitu dr. S, dr. N, dan dr. A. Ketiganya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya ga nemu info di internet apakah mereka pro persalinan normal, IMD, dan ASI eksklusif. Saya juga merasa aneh kalau nanya terang-terangan ke dokternya, lagipula untuk persalinan sendiri kan tergantung kondisi kehamilannya juga. Kalau emang dari indikasi medis cuma bisa Caesar, ga mungkin juga dipaksain lahiran normal kan ya.

Ujung-ujungnya saya menetapkan pilihan berdasarkan chemistry aja, apakah saya merasa cocok dan sreg atau tidak. Dan kalau udah urusan chemistry, bakal beda-beda untuk tiap orang, hehe. Saya pilih dari 3 orang itu aja, udah males nyoba dokter perempuan lain, nanti bisa-bisa beda-beda terus dokternya, hihi.

Dan akhirnya saya lebih sering ke dr. S. Walaupun di awal terasa jutek, lalu sempat terasa jutek banget waktu saya konsultasi soal hasil pap smear, pada akhirnya saya kembali ke beliau lagi. Sedikit banyak saya bisa memaklumi juteknya itu, mungkin karena saya juga ada kecenderungan seperti itu, kadang terlihat jutek dan galak di mata orang lain, haha. Tapi lama-kelamaan enak-enak aja kok dokternya. Teman di sini juga ada yang kontrol dengan dr. S. Dan menurut dia dr. S baik kok, tapi emang agak pasif, jadi mesti kita yang aktif bertanya kalau ingin tau lebih banyak. Tapi saat ditanyapun dr. S mau menjelaskan dengan baik. Dari pengalaman saya juga begitu, ngomongnya juga ga terburu-buru, walaupun kadang penjelasannya to the point ke inti jawabannya aja, ga panjang lebar pakai pembukaan, isi, lalu penutup.

Begitulah akhirnya pertimbangan yang saya gunakan untuk memilih rumah sakit dan dokter kandungan. Bersyukurlah buat Anda yang mendapatkan rumah sakit dan dokter yang ideal, terbaik, dan sempurna sesuai keinginan dan harapan Anda.
Memilih dokter kandungan sebaiknya sudah dilakukan sebelum kehamilan terjadi. Pencarian informasi bisa Anda lakukan dengan meminta rekomendasi dari keluarga atau teman terdekat yang sudah pernah melahirkan. Beberapa hal berikut mungkin bisa Anda jadikan pedoman dalam memilih dokter kandungan:

1. Profil dokter. Perihal profil dokter kandungan ini bisa Anda dapatkan dari dokter umum yang sudah menjadi dokter Anda selama ini. Jenis kelamin sang dokter bisa menjadi salah satu pertimbangan Anda. Karena, ada calon ibu yang merasa risih bila ditangani dokter laki-laki, terutama bila  harus melakukan pemeriksaan organ dalam, namun ada yang justru merasa terlindungi dengan hadirnya figur laki-laki. Penampilan yang menarik, rapi, dan bersih biasanya juga sering dinilai secara diam-diam. Namun, jangan hanya terkecoh dengan penilaian fisik semata yang akhirnya mengesampingkan sisi-sisi profesionalisme seorang dokter kandungan.
2. Tidak ‘pelit’ bicara.  Kekhawatiran akan kesehatan janin biasanya dialihkan dengan kegigihan Anda mencari jawaban lewat buku, internet, ataupun bertanya langsung pada dokter.   Seorang dokter kandungan yang baik seharusnya paham akan kondisi ini dan akan dengan senang hati menerima berbagai macam pertanyaan dari pasiennya. Selain itu, dokter kandungan yang baik  tidak hanya melakukan pembicaraan satu arah atau hanya memberikan informasi saja. Dia juga mau memberikan kesempatan pada pasiennya untuk mencurahkan keluhannya, termasuk bersedia dihubungi setiap saat.
3. Banyak sedikitnya pasien. Kredibiltas dokter yang baik antara lain ditunjukkan dengan titel yang tinggi, dan kepopuleran di kalangan masyarakat. Namun, seorang dokter kandungan yang seperti itu biasanya memiliki jadwal yang sangat padat. Selain aktif dalam aneka seminar atau  workshop   di dalam  dan di luar negeri, .jumlah pasiennya juga biasanya sangat banyak.  Akibatnya, waktu yang diberikan untuk tiap pasiennya sangat sedikit. Hal ini tentu akan sangat merugikan Anda yang sedang memerlukan informasi sebanyak-banyaknya.
4. Perhatian terhadap privasi. Dengan alasan keterbatasan waktu, ada dokter yang menerima konsultasi atau pemeriksaan kandungan beberapa orang sekaligus. Untuk itu, ada baiknya Anda melakukan uji coba dengan  berkunjung ke dokter kandungan yang Anda incar.  Bila kebetulan dia melakukannya dan Anda merasa tidak nyaman dengan hal ini, Anda masih punya kesempatan untuk beralih ke dokter yang lain.
5. Lokasi praktek. Mencari tahu apakah dokter kandungan tersebut praktek di banyak rumah sakit, selain tempat prakteknya sendiri, juga bisa mempermudah Anda menjangkau dan menemui dokter tersebut. Misalnya, apakah dekat dari rumah atau searah rute pulang kantor. Perhatikan juga fasilitas dan peralatan yang tersedia apakah lengkap dan terjaga dengan bersih. Jangan lupa untuk mencatat jadwal prakteknya di tempat-tempat tersebut.
6. Asuransi. Pertimbangan di mana dokter kandungan berpraktek, apakah termasuk dalam daftar asuransi yang selama ini bunda gunakan, juga patut dicatat. Ada baiknya, dokter kandungan yang memeriksa selama masa kehamilan adalah dokter yang juga menangani saat melahirkan nanti. Mengingat banyaknya tempat praktek dokter yang tidak termasuk dalam daftar asuransi, ada baiknya Anda juga lebih teliti lagi dalam memilih asuransi.
7. Pemahaman tentang kehamilan berisiko. Kehamilan berisiko adalah kondisi hamil yang bisa membahayakan keselamatan calon ibu, ataupun kondisi di mana penyakit ibu bisa memengaruhi keselamatan janin. Oleh karena itu, Dr. Donnica Moore, spesialis kesehatan dan penulis buku "Women's Health for Life” mengatakan ibu hamil harus mengetahui dengan pasti kondisi kesehatannya yang sebenarnya.  Misalnya, bila ada latar belakang keluarga yang pernah kena kanker, maka Anda lebih baik memilih dokter kandungan yang juga memiliki kemampuan di bidang onkologi atau pengetahuan tentang kanker.    
8. Rekomendasi proses kelahiran. Seorang dokter kandungan yang baik mengerti benar bahwa proses kelahiran melalui bedah Caesar hanya   perlu dilakukan  bila ada ada faktor medis seperti panggul sempit, penyakit menular pada ibu, atau posisi bayi yang tak memungkinkan lahir normal.  “Jika Caesar dilakukan demi alasan nonmedis, itu wajib diwaspadai,” kata dr. H. M. Natsir Nugroho, SpOG dari Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta.  Jadi, jangan segan untuk bertanya pada dokter kandungan Anda, alasan-alasan apakah yang membuatnya  merekomendasikan proses kelahiran dilakukan melalui tindakan bedah. 
9. Penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS Bunda, Besari Adi Pramono M.Si, Med, Sp.OG.  mengatakan, proses menyusui yang pertama kali dilakukan bayi akan memberikan rangsangan pada rahim, sehingga menimbulkan kontraksi. Tanpa adanya kontraksi pasca melahirkan, rahim akan mengalami pendarahan. Kontak kulit antara ibu dan bayi juga terjadi saat IMD. “Kontak tersebut akan membuat bayi berada pada suhu yang sama saat seperti ketika berada dalam kandungan,’’ jelas Besari. Untuk itu, pastikan dokter kandungan Anda akan membantu pelaksanaan IMD dengan benar.
10. Informasi Tentang Fungsi Tali Pusat (Stem Cell) Teknologi yang semakin canggih membuat orangtua sekarang bisa “menggaransi” kesehatan anaknya dengan lebih aman di masa yang akan datang. Caranya, dengan mengikuti program menyimpan darah tali pusat. Sel induk dari darah tali pusat ini paling efektif digunakan untuk mengobati pemilik darah tali pusat itu sendiri serta orang-orang yang satu generasi dengannya, yaitu saudara-saudara kandungnya. Bila Anda berminat untuk mengikuti program penyimpanan sel induk darah tali pusat ini, Anda sebaiknya memilih dokter kandungan yang bersedia membantu Anda. Misalnya, bisa memberikan informasi tentang  cara pengambilannya, proses penyimpanannya, dan  biayanya, termasuk bila terjadi hal-hal di luar rencana.